Kamis, 28 Agustus 2008

Diferensiasi Sosial

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.

Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.

Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.

Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah ini :

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Ciri Fisik, Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.


  • Ciri Sosial, Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.


  • Ciri Budaya, Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.


Pengelompokan masyarakat membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.



Diferensiasi Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciriciri fisiknya, bukan budayanya. Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :


Menurut A.L. Krober

  • Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)


  • Mongoloid
    - Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
    - Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)

- American Mongoloid (penduduk asli Amerika)


  • Kaukasoid
    - Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)

    - Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)

    - Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)

    - Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

  • Negroid

    - African Negroid (Benua Afrika)

    - Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)

    - Melanesian (Irian, Melanesia)


  • Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok)

    - Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)

    - Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)

    - Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)

    - Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)

Menurut Ralph Linton



  • Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orangorang Indian di Amerika.

  • Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.

  • Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman.

Bagaimana dengan Indonesia ? Sub ras apa saja yang mendiami negara kita ini ?Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras sebagai berikut:


  • Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.

  • Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.

  • Neo Melanosoid, yaitu penduduk kepulauan Kei dan Aru.


Melayu, yang terdiri dari dua :

- Melayu Tua (Proto Melayu), yaitu orang Batak, Toraja dan Dayak

- Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang Aceh, Minang, Bugis/ Makasar,


Jawa, Sunda, dsb.




Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis) Apa yang dimaksud dengan suku bangsa atau etnis itu ?



Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.


Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras.


Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut :


  1. ciri fisik

  2. kesenian

  3. bahasa daerah

  4. adat istiadat

Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain :


  • Pulau Sumatera ; Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.
  • Pulau Jawa; Sunda, Jawa, Tengger, dsb.
  • Pulau Kalimantan; Dayak, Banjar, dsb.
  • Kep. Nusa Tenggara; Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.
  • Pulau Sulawesi; Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang-Mangondow, Gorontalo,dsb.
  • Kep. Maluku dan Irian; Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.

Bagaimana dengan Anda ? Termasuk suku bangsa yang mana ? Apapun suku bangsa Anda tidak masalah. Yang penting kita semua adalah warga negara Indonesia yang baik. Perbedaan kita hanya perbedaan fisik semata, masih ingat bahwa perbedaan itu indah ?


Diferensiasi Klen (Clan)


Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).

Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:


  • Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)

    -Marga Batak Karo; Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin

    -Marga Batak Toba; Nababan, Simatupang, Siregar

    -Marga Batak Mandailing; Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.

  • Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain; Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
  • Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain; Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.

  • Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.

Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)


  • antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Pisang, Belimbing, Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb.


  • Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal.

Diferensiasi Agama


Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci.



Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.



Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama / kepercayaannya.



Komponen-komponen Agama


  • Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
  • Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.
  • Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
  • Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
  • Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.

    Agama dan Masyarakat Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.


Diferensiasi Profesi (pekerjaan)


Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb.


Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.


Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.



Diferensiasi Jenis Kelamin


Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.



Diferensiasai Asal Daerah


Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:


  • masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
  • masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.


Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : - perilaku - tutur kata - cara berpakaian - cara menghias rumah, dsb.





Diferensiasi Partai


Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran.


Pada Pemilu tahun 1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu tahun 2004. Sementara untuk pemilu tahun 2009 terdapat 44 partai politik.

Sabtu, 23 Agustus 2008

Standar Kriteria Lulusan (SKL)

Standar Kriteria Lulusan (SKL) merupakan dasar materi apa saja yang dijadikan patokan oleh pemerintah dalam merumuskan soal-soal UAN.

SKL Sosiologi meliputi :

  1. Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan
  2. Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma yang mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika kehidupan sosial
  3. Mengidentifikasi kegiatan bersosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
  4. Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti sosial dalam masyarakat
  5. Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial dalam kaitannya dengan konflik sosial
  6. Mendeskripsikan berbagai bentuk kelompok sosial dan perkembangannya dalam masyarakat yang multikutural
  7. Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat
  8. Menjelaskan hakikat dan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya dalam masyarakat Melakukan penelitian sosial secara sederhana dan mengkominukasikan hasilnya dalam tulisan dan lisan

Jumat, 22 Agustus 2008

Nilai Sosial

Pengertian Nilai Sosial


Robert MZ Lawang; Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial oarang yang dianutnya


Theodorson; Sesuatu yang abstrak dan dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku


Woods; Petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan


A.W Green; Kesadaran secara relative berlangsung disertai emosi terhadap objek dan ide perorangan



Ciri - ciri Nilai Sosial

  1. Tercipta sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat

  2. Disebarkan, diturunkan antar warga bukan bawaan sejak lahir

  3. Terbentuk melalui sosialisasi, internalisasi, akulturasi, difusi dst

  4. Bervariasi/berbeda pada tiap kelompok

  5. Usaha pemenuhan kebutuhan sosial

  6. Cendrung berkaitan satu dengan lainnya

  7. Mempengaruhi kepentingan individu

  8. Memiliki pengaruh/efek/dampak berbeda antar warga

Fungsi Nilai Sosial

  1. Seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial

  2. Mengarah pada masyarakat untuk berfikir dan berperilaku

  3. Penentu terakhir bagti manusia untuk pemenuhan kebutuhan dengan memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan

  4. Alat solidaritas dalam masyarakat

  5. Alat pengawas/kontrol dengan daya tekan dan mengikat


PEMBAGIAN NILAI SOSIAL

Menurut Prof. DR. Notonegoro

  1. Nilai Material; sesuatu yang berguna bagi unsur fisik. Contoh : sandang, pangan dan papan
  2. Nilai Vital; sesuatu yang berguna dalam kegiatan/aktivitas tertentu. Contoh : baju olah raga saat kegiatan olah raga
  3. Nilai Kerohanian; sesuatu yang berguna bagi batin/nurani manusia. Contoh : akal, estetika, religi

Menurut Bentuk dan Wujud

  1. Nilai material/jasmani; nilai konkret. Contoh : jembatan, gedung, alat elektronik
  2. Nilai immaterial/rohani; nilai abstrak. Contoh : idiologi, politik dan religi

Menurut Cirinya

  1. Nilai dominan/penting; banyak orang yang menganutnya, lamanya orang menganut nilai itu, tinggi rendah usaha mencapainya, prestise/kebanggaan orang menggunakan nilai itu
  2. Nilai mendarah daging/internalized value; nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan seseorang. Bila dilanggar akan merasa bersalah/kecewa. Contoh : seorang ayah yang tidak berhasil menyelamatkan anaknya yang hanyut di sungai

Kamis, 21 Agustus 2008

Interaksi Sosial



Pengertian Interaksi Sosial


Hubungan timbal balik antara manusia yang bersifat dinamis untuk saling mempengaruhi baik perasaan, pikiran maupun tindakan



Syarat Terjadi Interaksi Sosial



  1. Kontak Sosial; kontak primer (langsung/tatap muka), kontak sekunder (menggunakan perantara/alat penghubung)

  2. Komunikasi; suatu proses penyempurnaan pesan, pikiran, perasaan dari satu pihak kepihak lain



Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


Proses ASOSIATIF; Interaksi yang terjadi di masyarakat yang mengarah pada Persatuan



  1. Kerjasama; suatu usaha bersama antar individu/kelompok untuk mencapai tujuan bersama

  2. Akomodasi; suatu usaha mencegah/menyelesaikan konflik guna mencapai kesetabilan

  3. Asimilasi; pembauran dua unsur sosial/budaya atau lebih yang berbeda menghasilkan budaya baru

  4. Akulturasi; perpaduan dua kebudayaan atau lebih berbeda membentuk suatu kebudayaan dimana ciri-ciri kepribadian masing-masing tidak hilang



Proses DISOSIATIF; Interaksi yang terjadi di masyarakat yang mengarah pada Perpecahan



  1. Persaingan; bentuk interaksi dimana dua pihak mencapai tujuan dengan cara damai

  2. Kontroversi; perasaan tidak suka pada pihak lain secara diam-diam atau terang-terangan

  3. Konflik; Proses interaksi dua pihak atau lebih dalam mencapai tujuan dengan jalan kekerasan atau ancaman untuk menjatuhkan pihak lawan

Ciri Interaksi Sosial


Jumlah pelakunya lebih dari satu orang. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang. adanya dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang yang akan menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung. adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut




Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial


  1. Imitasi; tiruan/meniru. Proses meniru orang lain baik sikap maupun tingkah laku. Contoh : cara berpakaian, berbicara, model rambut

  2. Sugesti; pengaruh yang diberikan pihak lain baik berupa pandangan, sikap, perilaku sehingga orang lain mengikuti pengaruh tersebut tanpa pikir panjang. Contoh : mengikuti iklan.

  3. Identifikasi; tindakan seseorangyang meniru tindakan pihak lain secara keseluruhan karena ingin menjadi sama (identik) dengan orang yang diidolakan. Contoh : ingin seperti ayah yang diidolakan/dikagumi anaknya

  4. Simpati; perasaan tertarik pada orang lain sehingga menimbulkan dorongan untuk memahami dan ikut merasakan apa yang dialami, dilakukan atau diderita orang tersebut. Contoh : ikut sedih jika teman dekat tertimpa musibah

  5. Empati; rasa simpati yang mendalam sehingga perasaan tersebut mempengaruhi phisikis dan fisik. Contoh : Intan jatuh sakit karena memikirkan ibunya yang sakit

  6. Motivasi; tindakan seseorang karena adanya dorongan. Contoh : Para siswa belajar dengan giat karena ingin berprestasi

Sosiologi Sebagai Ilmu Dan Metode

Tujuan Sosiologi
Meningkatkan daya kemampuan untuk menyesuaikan diri/ beradabtasi dengan lingkungan sekitarnya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala masyarakat.

Ciri Sosiologi
  1. Empiris, ilmu pengetahuan ini didasarkan hasil observasi bukan spekulatif / rekayasa (menduga-duga)
  2. Teoritis, hasil observasi tersebut memiliki absraksi yaitu kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
  3. Kumulatif, teori hasil observasi disusun dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya lalu diperbaiki, diperluas, serta memperkuat teori sebelumnya.
  4. Non-Etis, dalam ilmu ini pembahasan masalah tidak membicarakan soal baik atau buruknya masalah tersebut tapi bertujuan membicarakan masalah seperti apa adanya.

Objek Kajian Sosiologi

Objek kajian sosiologi sama dengan objek ilmu sosial lainnya yaitu masyarakat. Titik beratnya pada interaksi sosial/hubungan sosial dan proses yang dihasilkan oleh interaksi tsb.

Kegunaan Sosiologi

Dalam Pembangunan; sosiologi berperan untuk mengumpulkan data sosial dalam beberapa tahap pembangunan.

  • Tahap peencanaan (kebutuhan sosial)
  • Tahap peencanaan (kekuatan sosial)
  • Tahap penilaian proses (efek dan dampak sosial) dari pembangunan.

Dalam Penelitian; sosiologi dikembangkan terhadap perencanaan dan pemecahan masalah sosial yang ada di masyarakat.

Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

  • Pengetahuan; Kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indra yang berbeda dengan beliefs (kepercayaan), superstitions (tahyul), misinformation (keterangan yang keliru).
  • Ilmu Pengetahuan; pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang menggunakan pemikiran yang dapat ditelaah dikontrol) secara kritis oleh orang lain.

Unsur-unsur ilmu pengetahuan:

  • Mengandung pengetahuan (knowledge)
  • Tersusun secara sistematis
  • Menggunakan pemikiran / logika
  • Objektif (dapat ditelaah oleh orang lain)

Ilmu Pengetahuan dilihat dari beberapa perspektif/sudut pandang :

  • Menurut Objeknya; contohnya : ilmu matematika, ilmu alam, ilmu kerohanian
  • Menurut Sifatnya; contohnya : ilmu eksak, ilmu non eksak
  • Menurut Penerapannya; contohnya : Pure Science (Ilmu Murni), Aplied Science (Ilmu Terapan)

Metode / Pendekatan Sosiologi

  • Cross Sectional Studies adalah studi tentang masyarakat yang membatasi pengamatan dengan tempat dan waktu yang tertentu pula. Contoh, bencana banjir di jakarta tahun 2002
  • Longitudinal Studies adalah suatu pengamatan yang berusaha mengungkap akibat dari suatu peristiwa yang relative lama. Contoh, banjir di DKI Jakarta dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan
  • Expost Facto Studies adalah metode yang berusaha menelaah faktor-faktor awal atau masa lalu yang dianggap sebagai penyebab dari situasi yang terjadi saat ini. Contoh, faktor yang menyebabkan banjir di Jakarta akibat kurangnya serapan air
  • Case Study (Studi Kasus) bertujuan mempelajari sedalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat

Rabu, 20 Agustus 2008

Perkembangan Sosiologi Dari Abad Ke Abad



Perkembangan pada abad pencerahan


Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di
abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.



Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal. Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.



Kelahiran sosiologi modern


Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

Pokok Bahasan Sosiologi


Terdapat 4 pokok bahasan dalam ilmu sosiologi :


  • Fakta sosial
    Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di
    sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

  • Tindakan sosial
    Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

  • Khayalan sosiologis
    Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

  • Realitas sosial
    Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif

Senin, 18 Agustus 2008

Definisi Sosiologi

Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

“Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum

Apa Itu Ilmu Sosiologi ?

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.

Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.

Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :

  • Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
  • Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
  • Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
    Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
    masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).

Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.

Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.